Selasa, 22 November 2016

Makalah Tentang Stasiun Cibatu

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami selaku penulis alhamdulillah dapat menyelesaikan makalah sejarah tentang Stasiun Cibatu. Semoga makalah yang kami susun dapat memenuhi tugas yang telah diberikan oleh ustdzh. Dini Citra Andriani selaku guru pelajaran sejarah kami.
Atas nama penulis, kami mohon maaf apabila ada kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang ada dalam makalah ini baik yang kami sengaja maupun tidak. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya bukan milik kami sebagai makhluk ciptaann-Nya. kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah pengaetahuan mengenai peristiwa sejarah stasiun Cibatu .
Garut,November 2016

Penyusun      












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan pencaria makna praktis,yaitu penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah dibangunnya Stasiun Cibatu?
2.      Siapa saja tokoh yang pernah mengunjungi Stasiun Cibatu?
3.      Peristiwa apa yang pernah terjadi di Stasiun Cibatu?
C.     Tujuan
1.      Agar kita dapat mengetahui sejarah dibangunnya Stasiun Cibatu
2.      Agar kita dapat mengetahui tokoh yang pernah mengunjungi stasiun cibatu
3.      Agar kita dapat mengetahui peristiwa yang pernah terjadi di Stasiun Cibatu








BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah Stasiun Cibatu
Stasiun Cibatu beralamat di Jalan Ampera 01 Cibatu, Garut, Jawa Barat.  Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staat Spoorwegen (Maskapai kereta api milik pemerintah Hindia-Belanda).
Nama Cibatu itu sendiri muncul, ketika masa bupati Limbangan Nayawangsa (1678). Hadirnya penguasa Mataram ke Tatar sunda, dikhawatirkan pusaka-pusaka direbut oleh raja Mataram, maka diamankan di wilayah Wanakerta sebagai wilayah kekuasaan Limbangan, yaitu di kampung Gunung Limbangan. Wilayah Wanakerta sendiri, merupakan daerah subur sumber air dan banyak bebatuan, sehingga menjadi tempat singgah Dalem Limbangan. Maka lahirlah nama Ci (cai: air) batu (batu)  sejak itu hingga sekarang. Kepopuleran Cibatu dari jaman ke jaman ternyata semakin besar. Berpindahnya ibu kota kabupaten Limbangan ke Garut (1913), membuat stasiun kereta api menjadi sarana transfortasi utama, baik bagi masyarakat maupun kunjungan kenegaraan yang dipergunakan menuju kota kabupaten Garut.
Terletak di ketinggian 612 meter di atas permukaan laut, Stasiun Cibatu terasa sejuk berlingkung bukit dan gunung. Di sebelah barat tampak Gunung Guntur yang ketika itu puncaknya diselimuti mega putih. Sementara setengah punggung gunung dirambati sinar matahari. Sebuah panorama yang mirip lukisan. Di kiri-kanan, sejauh mata memandang, tampak gunung-gunung indah, yaitu Gunung Papandayan, Gunung Cikuray, Gunung Kancil, dan Gunung Haruman.
Garut yang pada masa itu memiliki pesona alam yang indah, membuat  wisatawan Eropa tertarik untuk berkunjung kesana. Maka Stasiun Cibatu yang menjadi Stasiun primadona pada saat itu menjadi tempat pemberhentian bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Garut. Dalam buku Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997 yang ditulis oleh Haryoto Kunto, antara tahun 1935-1940 setiap hari di stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang.
Pada tahun 1926 Dibuka jalur baru yang menghubungkan Cibatu dengan Cikajang.Jalur kereta api Cibatu-Cikajang tercatat sebagai lerasi jalur yang melewati rute jalur tertinggi di Pulau Jawa (>1.200 m dpl), namun  sejak  tahun 1982 Jalur kereta api Cibatu-Cikajang sudah tidak beroprasi lagi.
2.      Dipo Lokomotif
            Setelah memasuki gerbang stasiun bisa dilihat sebelah kanan stasiun ada Dipo Lokomotif, sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap.
Dipo lokomotif berfungsi sebagai cadangan jika ada lokomotif yang harus diganti dalam perjalanan karna kerusakan atau jika ada lokomotif dengan rangkaian yang membutuhkan tenaga tambahan (traksi ganda).Pada tahun 1983 seiring ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang Dipo lokomotif Cibatu tidak lagi beroprasi sebagai dipo utama, saat ini dipo lokomotif cibatu hanya berstatus sebagai sub dipo.
3.      Tokoh tokoh yang pernah singgah di Stasiun Cibatu
Komedian legendaries Charlie Chaplin pernah turun di Stasiun Cibatu, pada 1927 dan 1935. Ia menikmati keindahan alam Garut yang ketika itu disebut Switzerland van Java. Selain  Chaplin, tokoh lain yang tercatat menjejakan kaki di stasiun Cibatu adalah Georges Clemenceau, dia adalah pendiri Koran La Justice (1880), L’Aurore (1897), dan L’Homme libre (1913); sekaligus penulis politik terkemuka. Clemenceau menjadi perdana mentri Prancis dalam dua periode, yakni 1906-1909 dan 1917-1920.
      Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1946, Presiden RI yakni Ir.Soekarno juga sempat berkunjung ke stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa menjadi jalur selatan. Sepanjang perjalanan tersebut rakyat di kota kecil meminta Soekarno untuk turun disetiap stasiun dan berpidato. Ir Soekarno juga yang member gelar garut sebagai kota intan, ditanah Cibatulah Soekarno pertama kali menginjakan kaki.
4.      PLH Trowek 1995
25 Oktober 1995 di Jembatan Trowek menjelang stasiun Trowek (kini Stasiun Cirahayu). Karna terjadi di lokasi tersebut, catatan kelam ini dinamakan PLH Trowek (Peristiwa Luar Biasa Trowek). Melibatkan dua rangkaian kereta yang dijadikan satu, dimana salah satunya adalah kereta api Kahuripan.
Kejadian ini bermula  saat rangkaian kereta api Galuh rute Jakarta pasar senen sampai Banjar (sekarang sudah dihapus) karna mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu-Garut. Dibelakangnya ada rangkaian kereta api Kahuripan tujuan Kediri yang berangkat dari Stasiun Bandung jam 21.30 WIB atau berselang 30 menit di belakang kereta api Galuh ketika meninggalkan stasiun Bandung.
Setibanya di stasiun Cibatu, kereta api Kahuripan di gandengkan dengan kereta api Galuh, pertimbangan PPKA Stasiun Cibatu waktu itu untuk memperlancar perjalanan mengingat kereta api galuh sudah sangat terlambat. Jika opsi penggandengan tidak diambil dikhawatirkan kereta api Galuh akan mengalami keterlambatan yang lebih parah.Rangkaian gabungan ini rencananya hanya akan sampai Kroya, selepas itu kereta api Kahuripan melanjutkan perjalanan sampai stasiun Kediri dan kereta api Galuh kembali ke stasiun Banjar.
Lepas dari stasiun Cibatu, rangkaian kereta api gabungan ini harus melewati medan yang sangat sulit, yakni jalur menanjak dari Cibatu ke Cipeundeuy dan setelah Cipeundeuy sampai dengan Ciawi jalurnya menurun. Sebenarnya dari Cicalengka hingga Cibatupun kedua rangkaian kereta (Sebelum digabung) sudah melewati jalur yang menurun.  
.Lalu sekitar jam 00.03 WIB dini hari  saat mendekati stasiun (Troek) sekarang stasiun Cirahayu,Lokomotif kereta api Kahuripan mengalami kegagalan fungsi rem yang mengakibatkan rangkaian kereta api gabungan ini semakin lama semakin melaju kencang. Hingga pada lokasi kejadian di kilometer 241 di jembatan sungai Cirahayu (Troek) sepanjang 100 Meter dengan kondisi rel menikung dan menurun di tambah rem tak berfungsi mengakibatkan rangkaian kereta api gabungan ini anjlok dan terguling kesisi kiri dan kanan rel serta terperosok kedalam jurang.
 Tercatat 4 rangkaian  gerbong terguling ke kanan sedalam 10 meter. 3 rangkaian berada di rel dengan kondisi anjlok, semenata 5 rangkaian lagi selamat dan ditarik ke stasiun Cibatu. Kerusakan parah juga diaalami kedua lokomotif, dimana lokomotif kereta api Galuh kondisinya berantakan, bagian depan hancur akibat menabrak tebing sedangkan bagian body belakang rusak parah. Sementara itu lokomotif kereta api kahuripan terbalik dengan posisi roda diatas, dindingnya terkelupas dan rusak parah.
PLH trowek 25 Oktober 1995 dini hari itupun memakan korban 14 penumpang tewas (termasuk masinis kedua kereta) dan 71 lainnya luka berat. Kondisi penumpang tewas sebagian dalam kondisi mengenaskan seperti ada bagian tubuh yang terpisah dan ada juga yang terjatuh kedalam jurang ketika mencoba keluar lewat jendela, tidak sadar berada ditengah jurang.
Ada lagi sumber yang menyebutkan bahwa sebelum terjadi PLH Trowek, dikarenakan adanya trouble genset. Ketika kereta api  melintasi stasiun Cipeundeuy semua lampu kereta api mati dan lokomotif mengeluarkan api secara terus menerus dengan batas kecepatan (Taspat) diluar kewajaran. Lampu mati merupakan indikasi kereta api mengalami Genset dan taspat yang tidak wajar indikasi bahwa rem mulai bermasalah.
                                                     
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Stasiun Cibatu adalah stasiun kereta api di Cibatu, Garut, Jawa Barat. Yang didirikan pada tahun 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staat Spoorwegen. Stasiun Cibatu terletak pada ketinggian daratan +612 m dan merupakan salah satu stasiun kereta api yang masih beroperasi di daerah Garut. Tidak jauh dari stasiun, terdapat sebuah bangunan dipo lokomotif yang saat ini berstatus subdipo.
















DAFTAR PUSAKA
Stasiun Cibatu
https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Cibatu
http://travel.kompas.com/read/2014/05/20/1137368/Cibatu.Charlie.Chaplin.dan.Kereta.Api
http://tansorie.blogspot.co.id/2010/08/mengenal-silsilah-kecamatan-cibatu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar